Senin, 22 November 2010

Perjalanan Bisnis Mie Raos

Awalnya ide bisnis mie ini dia tekuni karena melihat banyak peluang di pedagang kaki lima. Dirinya pernah melihat seorang pedagang kaki lima sehari bisa memperoleh keuntungan mencapai 4 juta. Dari sini dirinya mulai berfikir jika saja dia bisa memperoleh pendapatan bersih 200 sampai 500 ribu saja dari satu gerobak mie, maka akan bisa dihitung berapa keuntungan jika memiliki seratus sampai seribu gerobak. Mengapa Mie? Makanan merupakan bisnis yang tidak ada matinya, selama orang hidup tentu membutuhkan makanan dan Mie telah menjadi makanan pokok kedua setelah nasi. Selain itu bisnis makanan merupakan bisnis yang sarat dengan inovasi. Karenanya bisnis ini memiliki peluang yang cukup lebar.

Bisnis Mie yang dijalani oleh H Bimada ini boleh dibilang benar-benar dari bawah, semula ia bekerja di sebuah perusahaan Freight Forwarder di daerah Jakarta Utara, karena sesuatu dan lain hal akhirnya ia mulai merintis usaha bisnis. Tahun 2002 bersama kakaknya ia memulai usaha prosuk franchise dengan mendirikan restoran bakmi. Akan tetapi usaha ini kemudian bangkrut. Gagal pada usaha franchise ini dia beralih dengan membuka gerobak Mie Ayam di Villa Bintaro, hanya berumur 3 bulan usaha mie ayam inipun gulung tikar, meski ia sudah mengikuti kursus pembuatan mie di beberapa tempat.

Berawal dari resep membuat bakmi yang dirasa cocok dari seorang teman akhirnya menjadi cikal bakal Bakmi Raos ini. Akhirnya ia merekrut orang-orang yang mau berjualan bakmi dengan gerobaknya. Bermodalkan 10 juta dia mulai usahanya dengan 3 gerobak. Sistemnya dari bakmi seharga Rp 2500 per mangkuk ia memperoleh keuntungan Rp 1500 sedangkan pedagangnya Rp 1000. Jika dalam sehari bakmi terjual 40 mangkuk maka dalam sebulan (25 hari ) pedagang bisa memperoleh penghasilan 1 juta rupiah. Belum lagi H Bimada memberikan fasilitas penginapan dan uang makan bagi pedagang mie. Tentu ini cukup menggiurkan bagi pedagang.


Pola berdagang mie dengan gerobak ini akhirnya berkembang, dari tiga gerobak bertambah menjadi 10 gerobak. Dalam tempo satu tahun ia sudah memiliki 193 gerobak. Ada sekitar 700-an orang pedagang yang sudah dilatihnya, namun sebagian besar dari itu mengundurkan diri karena jiwa wirausaha yang lemah. Dari sekian banyak pedagang yang ditampung di penginapannya kebanyakan justru malah memilih berjualan rokok di Blok M, merekatidak melihat peluang usaha bisnis mie ini memiliki prospek yang menjanjikan. Akhirnya usaha dengan gerobak ini tidak berjalan lama dan kemudian ia memilih membangun usahanya dengan sistem waralaba.

Kesuksesan bisnis Mie yang dijalani H Bimada tidak lepas dari filosofi dasar bisnisnya, bukan sekedar bisnis tetapi ada semangat sipritual untuk membuka lapangan kerja sehingga bisa mengentaskan kemiskinan. Rahasia suksesnya adalah karena peran Allah SWT dalam bisnisnya, bisnis baginya adalah bagian dari ibadah, maka meski sibuk bekerja jangan sampai melupakan ibadah. Berani mencoba , pantang menyerah dan membangun jaringan bisnis merupakan kunci kedua kesuksesan bisnisnya. selain itu Inovasi dan diferensiasi produk menjadi resep bagaimana bisnisnya bisa maju dan berkembang. Kami siap mendesain Gerobak Anda sesuai Usaha yang dijalanakan. HUbungi Kami UD SWASTIKAJAYA

Sumber : Majalah Gontor

0 komentar: