Senin, 22 November 2010

Sukses Bisnis Tahwa dengan Puluhan Armada Gerobak dan Outlet

Memiliki jiwa entrepeneurship mutlak dimiliki jika ingin sukses dalam setiap usaha mandiri. Dengan memiliki sikap ulet, bukan hal yang mustahil kesuksesan bisa diraih. Cerita itu pula yang selalu ditularkan Faiz yang meretas sukses berbisnis di bisnis kuliner Tahu Tahwa. Dari Jalan Muharto Nomor 4 Malang ini lah, Faiz mengendalikan 85 gerobak Tahwa miliknya. Berikut lika liku Faiz berkecimpung dalam usaha makanan semi minuman hangat ini.

Sepertinya, masyarakat Malang sudah familier dengan jenis makanan semi minuman Tahu Tahwa ini. Berbahan dasar tahu yang sangat lembut seperti tahu sutra, lalu disiram kuah jahe manis yang hangat. Sehingga tidak salah jika jenis olahan ini di sebut makanan semi minuman.

Tidak mudah bagi Faiz mengawali usaha yang sudah membawanya sukses seperti sekarang. Sekitar pertengahan 2006 lalu Faiz ingin merubah nasib. Dari seorang pengangguran menjadi orang berpenghasilan. Mimpinya tidak muluk-muluk. Ia memilih Lamongan sebagai kota tujuannya Saat itu usianya 22 tahun. Bersama sejumlah teman, Faiz lantas diterima bekerja di sebuah perusahaan Tahu Tahwa setempat.

”Awalnya saya di bayar Rp 35 Ribu per hari. Tidak sampai enam bulan saya memutuskan untuk keluar dan mencoba berusaha sendiri,” beber Faiz ditemui Malang Post di dapur kerjanya Selasa (2/2) kemarin. Faiz memutuskan keluar secara baik-baik karena saat itu timbul pemikiran di benak pemuda asli Muharto ini untuk memulai usaha serupa dengan modal sendiri di Malang, kota kelahirannya.


Ia akhirnya ambil resiko mengeluarkan modal awal Rp 11 Juta demi memulai usaha Tahu Tahwa miliknya awal 2007 lalu. Modal itu ia dapat dari gabungan uang miliknya dan pinjaman kepada seorang teman. Bapak satu anak ini pun lantas membelanjakan peralatan masak dan satu buah gerobak yang saat itu di dapat dengan harga Rp 1,7 Juta.

”Saat belanja pertama itu saya sudah memiliki angan-angan untuk membuat lebih dari satu gerobak. Jadi sengaja saya beli peralatan memasak dan panci untuk sekitar lima penjual, hanya gerobaknya saja yang masih satu,” lanjutnya.

Selanjutnya, sekitar empat bulan Faiz bermandi peluh, panas dan hujan demi mendorong gerobak miliknya dan mangkal di sekitar Hutan Malabar. Dalam waktu cepat, ia pun mengkloning gerobak-gerobak lain dan dijajakan beberapa rekan Faiz. Seiring bertambahnya peminat, jumlah gerobak Tahwa pun segera bertambah hingga saat ini mencapai sekitar 85 buah yang tersebar di Malang Raya.

Bahkan Faiz mengaku, saat ini sedang mempersiapkan sekitar 55 gerobak baru untuk memperkuat pasar Batu.

Tofu lembut dengan kuah jahe inilah yang disebut Tahwa
Bukan sebuah kebetulan jika perkembangan bisnis jajanan ringan berupa sari kedelai dalam bentuk tahu dan kuah jahe milik Faiz ini mampu merajai Malang raya dalam hitungan dua tahun saja. Dalam menjalankan bisnisnya Faiz tergolong jeli melihat kesempatan dan menerapkan strategi pemasaran yang tepat meskipun tanpa teori yang terlalu berbelit.

Sadar bahwa uang harus terus berputar, Faiz segera mengikutkan uang hasil penjualannya dalam empat bulan awal pada sebuah arisan setempat di Muharto. Hasilnya, pada bulan ke empat sejak ia berjualan sendiri, pria berusia 25 tahun ini mendapatkan arisan Rp 32 Juta yang ternyata menjadi dasar berdirinya Tahu Tahwa Faiz seperti sekarang.

”Dengan arisan tersebut, saya langsung bisa membayar uang pinjaman kepada teman saya, menambah gerobak menjadi empat yang alhamdulillah bisa terus mekar hingga sekarang,” ujar Faiz sambil tersenyum.

Dua tahun berjalan, Faiz mengaku banyak tawaran kerjasama datang dari banyak pengusaha kuliner, baik yang berlevel lokal maupun nasional. Yang terdekat adalah ajakan kerjasama untuk menggarap pasar Batu dengan lebih intens. Tawaran ini menurut Faiz lebih jelas ketimbang beberapa tawaran yang bahkan mengajak Faiz untuk ‘bedol desa’ ke Jakarta.

”Ada seorang pemilik restoran terkemuka di Malang tiba-tiba datang ke sini dan mengajak saya mengembangkan bisnis Tahu Tahwa di Malang. Tapi saya tolak, sebab saya lebih suka bekerja sendiri dan mengembangkan pasar disini,” jelas Faiz menolak tawaran tersebut.

Sedangkan cita-cita penggarapan pasar Batu kini memang sedang dikebut prosesnya. Saat ini ada sekitar empat gerobak yang telah beroperasi di Batu, dan segera ditambah sekitar 25 gerobak yang sedang dikebut pembuatannya.

Namun bahan baku Tahu Tahwa yang mudah hancur jika terkena goncangan menyebabkan makanan ini susah jika harus dipasarkan dengan jarak jauh. ”Tidak efisien bagi pedagang juga. Jika Di Batu habis, mereka akan susah untuk nambah lagi jika harus datang ke Muharto. Sebab untuk naiknya kendaraan tidak boleh dipacu lebih dari 40 km/jam karena Tahu Tahwa gampang hancur jika tergoncang-goncang,” jelasnya.

Ayo, sukses seperti Faiz...

Source:Malang Raya

1 komentar:

IJONK mengatakan...

mantap ini cak faiz.. semoga bisa meniru usahanya.. amien..