Selasa, 30 November 2010
Desain Gerobak Unik
Diposting oleh
UD SANTIKA JAYA
di
00.19
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Kamis, 25 November 2010
Mie Kondang, Dari Rakyat Hingga Pejabat
Mengawali dari penjual mie gerobak, Sakidjan berhasil mengembangkannya menjadi 10 outlet. Sejumlah pejabat tercatat menjadi pelanggannya, salah satunya KASAD Djoko Santoso.
Satu lagi bukti bahwa untuk sukses seseorang hanya perlu satu modal:tekad. Itulah yang ditunjukkan Sakidjan, pengusaha mie ayam asal Jatiroto, Wonogiri. Dengan usaha tersebut Sakidjan berhasil meraup omset sekitar Rp 300 juta per bulan. Dan mie hasil olahannya disantap tidak saja oleh rakyat namun juga jadi langganan sejumlah pejabat.
Padahal, awalnya Sakidjan tidak memiliki ketrampilan mengolah mie ayam. Ketika hijrah ke Jakarta pada 1973 lalu, Sakidjan bekerja sebagai kuli bangunan. Atas anjuran pamannya ia berguru ke seorang penjual mie ayam yang berasal dari Baturetno, sebuah kecamatan yang terletak di Tenggara Wonogiri. “Sampai satu bulan saya masih belum mahir mengolah mie ayam,” kenangnya.
Meski belum mahir mengolah mie, dia direkrut seorang pengusaha mie sebagai karyawan untuk berjualan mie dengan gaji Rp 300 per hari. Selama 1,5 tahun ia bekerja dan mengumpulkan gajinya. “Selama kurun waktu itu saya tidak pernah pulang kampung. Bukannya tidak punya keinginan pulang kampung tetapi tidak mempunyai uang,” ujar Sakidjan.
Diposting oleh
UD SANTIKA JAYA
di
17.40
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Senin, 22 November 2010
Perjalanan Bisnis Mie Raos
Awalnya ide bisnis mie ini dia tekuni karena melihat banyak peluang di pedagang kaki lima. Dirinya pernah melihat seorang pedagang kaki lima sehari bisa memperoleh keuntungan mencapai 4 juta. Dari sini dirinya mulai berfikir jika saja dia bisa memperoleh pendapatan bersih 200 sampai 500 ribu saja dari satu gerobak mie, maka akan bisa dihitung berapa keuntungan jika memiliki seratus sampai seribu gerobak. Mengapa Mie? Makanan merupakan bisnis yang tidak ada matinya, selama orang hidup tentu membutuhkan makanan dan Mie telah menjadi makanan pokok kedua setelah nasi. Selain itu bisnis makanan merupakan bisnis yang sarat dengan inovasi. Karenanya bisnis ini memiliki peluang yang cukup lebar.
Bisnis Mie yang dijalani oleh H Bimada ini boleh dibilang benar-benar dari bawah, semula ia bekerja di sebuah perusahaan Freight Forwarder di daerah Jakarta Utara, karena sesuatu dan lain hal akhirnya ia mulai merintis usaha bisnis. Tahun 2002 bersama kakaknya ia memulai usaha prosuk franchise dengan mendirikan restoran bakmi. Akan tetapi usaha ini kemudian bangkrut. Gagal pada usaha franchise ini dia beralih dengan membuka gerobak Mie Ayam di Villa Bintaro, hanya berumur 3 bulan usaha mie ayam inipun gulung tikar, meski ia sudah mengikuti kursus pembuatan mie di beberapa tempat.
Berawal dari resep membuat bakmi yang dirasa cocok dari seorang teman akhirnya menjadi cikal bakal Bakmi Raos ini. Akhirnya ia merekrut orang-orang yang mau berjualan bakmi dengan gerobaknya. Bermodalkan 10 juta dia mulai usahanya dengan 3 gerobak. Sistemnya dari bakmi seharga Rp 2500 per mangkuk ia memperoleh keuntungan Rp 1500 sedangkan pedagangnya Rp 1000. Jika dalam sehari bakmi terjual 40 mangkuk maka dalam sebulan (25 hari ) pedagang bisa memperoleh penghasilan 1 juta rupiah. Belum lagi H Bimada memberikan fasilitas penginapan dan uang makan bagi pedagang mie. Tentu ini cukup menggiurkan bagi pedagang.
Bisnis Mie yang dijalani oleh H Bimada ini boleh dibilang benar-benar dari bawah, semula ia bekerja di sebuah perusahaan Freight Forwarder di daerah Jakarta Utara, karena sesuatu dan lain hal akhirnya ia mulai merintis usaha bisnis. Tahun 2002 bersama kakaknya ia memulai usaha prosuk franchise dengan mendirikan restoran bakmi. Akan tetapi usaha ini kemudian bangkrut. Gagal pada usaha franchise ini dia beralih dengan membuka gerobak Mie Ayam di Villa Bintaro, hanya berumur 3 bulan usaha mie ayam inipun gulung tikar, meski ia sudah mengikuti kursus pembuatan mie di beberapa tempat.
Berawal dari resep membuat bakmi yang dirasa cocok dari seorang teman akhirnya menjadi cikal bakal Bakmi Raos ini. Akhirnya ia merekrut orang-orang yang mau berjualan bakmi dengan gerobaknya. Bermodalkan 10 juta dia mulai usahanya dengan 3 gerobak. Sistemnya dari bakmi seharga Rp 2500 per mangkuk ia memperoleh keuntungan Rp 1500 sedangkan pedagangnya Rp 1000. Jika dalam sehari bakmi terjual 40 mangkuk maka dalam sebulan (25 hari ) pedagang bisa memperoleh penghasilan 1 juta rupiah. Belum lagi H Bimada memberikan fasilitas penginapan dan uang makan bagi pedagang mie. Tentu ini cukup menggiurkan bagi pedagang.
Diposting oleh
UD SANTIKA JAYA
di
20.11
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook